Definisi Dasar, dan Sejarah Lahirnya Ilmu Tauhid
Inti
dari ajaran agama islam adalah dalam kajian ketauhidan. Karena itu dalam
berbagai kitab maupun buku ditegaskan bahwa kewajiban pertama seorang muslim
adalah mempelajari tauhid. Dari kajian tauhid yang secara mendalam dan
dibarengi dengan dalil naqli serta dalil aqli, maka umat islam diharapkan
menjadi semakin kuat akidahnya.
Agama
islam memerlukan tauhid sebagai dasar keyakinan. Tujuan dibentuknya ilmu
tauhid/kalam adalah usaha pemahaman yang dilakukan para ulama (teolog muslim)
tentang akidah islam yang terkandung dalam dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits).
Dan usaha pemahaman itu adalah menetapkan, menjelaskan atau membela akidah
islam, serta menolak akidah yang salah dan yang bertentangan dengan akidah
islam.
Tauhid,
sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari agama islam. Setiap
orang yang ingin menyelami seluk beluk agama islam secara mendalam, perlu
mempelajari tauhid. Mempelajari tauhid akan memberi seseorang keyakinan – keyakinan yang berdasarkan pada
landasan kuat, yang tidak mudah di ombang – ambing oleh peredaran zaman.
Tujuan
lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberi pandangan lebih dalam
terhadap islam bagi pembaca – pembaca yang biasanya mengetahui dan mengenal
islam hanya dari sudut pandang hukum atau fikih. Oleh karena itu dirasa perlu
memperkenalkan islam secara medalam dari aspek – aspek lain dan karangan ini
berusaha memperkenalkan islam dari tinjauan teologi.
Makalah
ini mengandung uraian tentang pengertian,
nama lain dari tauhid, macam-macam ilmu tauhid, dan aliran – aliran teologi, bukan yang hanya masih ada
tetapi juga yang pernah terdapat dalam islam. Uraian diberikan sedemikian rupa
sehingga dalamnya tercakup sejarah perkembangan dan ajaran – ajaran terpenting
dari masing – masing aliran atau golongan.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan Latar Belakang maka rumusan masalahnya
yaitu :
1.
Apa saja pengertian Dasar ilmu
tauhid ?
2.
Apa saja sebutan lain dari ilmu
tauhid beserta macam – macam ilmu tauhid ?
3.
Bagaimana sejarah lahirnya ilmu tauhid ?
C. Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Tauhid diharapkan dengan makalah ini dapat memberikan pengetahuan
kepada kita tentang pengertian-pengertian dasar, dan perkembangan Ilmu Tauhid, serta kurikulum dan sifat-sifat
pendidikan dan peserta didik. Sehingga kita menjadi manusia berilmu pengetahuan
luas dan tanpa meninggalkan etika sebagai manusia yang berpendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Beberapa
Pengertian Dasar Ilmu Tauhid
Arti
dari ilmu tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang sifat – sifat Allah SWT
dan sifat – sifat para utusanNya yang terdiri dari sifat yang wajib (yang pasti
ada), sifat jaiz (yang mungkin ada) dan sifat yang mustahil (yang tidak ada).
Selain itu, juga membicarakan bagaimana
menetapkan kepercayaan – kepercayaan agama Islam dengan dalil – dalil Naqli.
Serta menolak akidah yang salah dan yang bertentangan dengan akidah islam. Dan meyakini Allah-lah Sang pemberi kehidupan
di alam ini. [1][1]
Berikut beberapa definisi dasar ilmu tauhid :
1.
Iman
Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut
istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian,
pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu
benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan
dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.Jadi,
seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam
hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan
dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136) Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.[2]
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136) Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.[2]
2. Kufur
Kufur merupakan akhlak tercela terhadap ALLAH karena kufur merupakan suatu
perbuatan yang mengingkari ALLAH SWT. Kufur menurut bahasa artinya menutup,
tidak percaya, ingkar, tidak mau berterima kasih. Sedangkan kufur menurut
istilah adalah sikap mengingkari atau tidak percaya kepada ALLAH dan RasulNYA.
Kufur adalah kata sifat dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya dan kufur
adalah sifat dari orang yang kafir itu. Orang kafir adalah kebalikan dari orang
yang beriman. ALLAH SWT, sangat membenci orang - orang kafir karena mereka mengingkari
ALLAH dan RasulNYA serta mendustakan ayat - ayat ALLAH. Sebagaimana firman
ALLAH dalam surat Al-Maidah ayat 10, yang artinya : "Adapun orang - orang
yang kafir dan mendustakan ayat - ayat Kami, mereka itu adalah penghuni
neraka". (Al-Maidah :10)
3.
Nifak
Nifak atau munafik adalah merupakan
lawan kata “terus terang” atau “ terang-terangan”. Dengan kata lain, nifak
berarti “menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung di
dalam hati”. Nifak ini mempunyai dua bagian : (1) bertalian dengan masalah
akidah, dan masalah ini yang paling membahayakan. (2) bertalian dengan
perkataan atau perbuatan, dan untuk masalah kedua ini lebih ringan dosanya
dibanding yang pertama. Al-Qur’an sering sekali membicarakan masalah nifak
yang bertalian dengan akidah, atau seseorang menampakkan iman, tetapi di dalam
hatinya sebenarnya kufur (mengingkari). Allah telah berfirman : “Di antara
manusia ada yang mengatakan : “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak
menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri
mereka sendiri, sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit lalu
ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka : ‘Janganlah kamu membuat kerusakan
di bumi’, mereka menjawab : ‘sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan’. Ingatlah , sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat
kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”. (Q.S. 2 : 8-12)
4.
Syirik
Syirik
adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak
istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti: Ibadah, mencipta, mengatur, memberi
manfaat dan mudharat, membuat hukum dan syariat dan lain-lainnya.
Syirik
adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah dalam hal–hal yang merupakan
kekhususan bagi Allah. Kekhususan Allah meliputi tiga hal rububiyah, uluhiyah,
dan asma’ dan sifat.
5.
Khufarat dan Takhayul
Khurafat yaitu menghubungkan suatu peristiwa yang
terjadi dengan suatu perkara yang menutup akal. Kata khurafat berasal dari
bahasa arab: al-khurafat yang berarti dongeng, legenda, kisah,
cerita bohong, asumsi, dugaan, kepercayaan dan keyakinan yang tidak masuk akal,
atau akidah yang tidak benar. Mengingat dongeng, cerita, kisah dan hal-hal yang
tidak masuk akal di atas umumnya menarik dan mempesona, maka khurafat juga
disebut “al-hadis al-mustamlah min al-kidb”, cerita bohong yang menarik
dan mempesona. Sedangkan secara istilah, khurafat adalah suatu kepercayaan,
keyakinan, pandangan dan ajaran yang sesungguhnya tidak memiliki dasar dari
agama tetapi diyakini bahwa hal tersebut berasal dan memiliki dasar dari agama.
Dengan demikian, bagi umat Islam, ajaran atau pandangan, kepercayaan dan
keyakinan apa saja yang dipastikan ketidakbenarannya atau yang jelas-jelas
bertentangan dengan ajaran al-Qur’an dan Hadis nabi, dimasukan dalam kategori
khurafat. Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau
legenda Sedangkan khurâfy adalah hal yang berkenaan dengan takhayul
atau dongeng. Dalam kamus munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan
dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil).
Kata
Tahayul berasal dari bahasa Arab, al-tahayul yang bermakna
reka-rekaan, persangkaan, dan khayalan. Sementara secara istilah, tahayul
adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya
didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik
al-Qur’an maupun al-hadis. Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang
berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam
keadaan sadar atau sedang bermimpi.
B.
Sebutan
Lain dari Ilmu Tauhid dan Macam – Macamnya
Akidah islamiyah bagi umat islam,
menurut laporan sejarah merupakan masalah keagamaan yang pertama – tama
diperdebatkan, sehingga mendorong lahirnya berbagai firqah (sekte) dalam islam
yang di latar belakangi faktor politik pada awal pertumbuhannya sepeninggal
Rasulullah SAW. Permasalahan aqidah inilah yang menjadi faktor utama munculnya
disiplin ilmu keislaman yang dikenal dengan nama Ilmu Tauhid atau juga
disebut Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin, Ilmu Aqa’id, dan juga disebut Teologi
Islam. [3][2]
Macam
– Macam Ilmu Tauhid diantaranya :
a. Tauhid Rububiyah
Tauhid
Rububiyah yaitu mengesakan Allah dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini
bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. Allah berfirman dalam QS. Az-Zukhruf ayat 87 :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْ لُنَّ اللهُ فَأَنّٰى
يُؤْفَكُوْنَ
Artinya : “Dan sungguh jika kamu
bertanya kepada mereka : “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka
menjawab : “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah
Allah)”
b. Tauhid Uluhiyah
Tauhid
uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dengan perbuatan para hamba berdasarkan
niat taqarrub yang disyariatkan seperti doa, nadzar, kurban, takut,
tawakkal, dsb. Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, karena tauhid ini adalah asas dan pondasi tempat
dibangunnya seluruh amal. Tanpa
merealisasikannya, semua
amal ibadah tidak akan diterima. Allah
berfirman dalam QS An-Nisa’ : 36
وَاعْبُدُوااللهَ وَلاَتُشْرِكُوْابِهٖ شَيْئاً وَّبِالْوَالِدَيْنِ
اِحْسَاناً وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالجَارِذِى
الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ
وَمَامَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ اِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالاًفَخُوْرَا
Artinya : “ Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang sombong dan membanggakan
diri.”
c. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Tauhid
asma’ wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah dan sifat – sifatNya. Allah berfirman dalam QS Al-Kahfi ayat 15 :
هٰؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖ اٰلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ
عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ اِظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللهِ
كَذِبًا
Artinya : “kaum kami ini telah menjadikan selain Dia
sebagai tuhan – tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan
alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim dari
pada orang – orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?.”
C.
Sejarah
Lahirnya Ilmu Tauhid
Ada
beberapa faktor yang telah melatar belakangi lahirnya ilmu Tauhid, diantaranya :
a. Faktor Internal
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an selain membawa ajaran
untuk meng-Esakan Tuhan dan membenarkan keutusan Nabi Muhammad SAW, di bagian –
bagian lain yang berhubungan dengan bidang akidah. Banyak ayat Al-Qur’an yang
mendorong umat manusia agar dengan akal pikirannya mau memikirkan nikmat,
hikmat dan kesempurnaan segala ciptaan-Nya.
2. Kaum Muslimin
Pada
awalnya, pemeluk agama islam menerima secara utuh apa yang diajarkan agama
tanpa harus mengadakan penyelidikan. Sesudah itu datanglah persoalan agama yang
dipicu karena semakin banyaknya orang – orang non muslim yang masuk islam.
Disinilah kaum muslimin mulai memakai filsafat untuk memperkuat argumen –
argumennya. Kemudian datang pula orang – orang yang mengumpulkan ayat – ayat
Al-Qur’an. Oleh karena itu, timbullah perbedaan dan perselisihan paham diantara
mereka dan dari yang demikian inilah yang merupakan faktor bagi timbulnya Ilmu Tauhid.
3. Politik
Sejarah
telah mencatat bahwa, ketika Nabi Muhammad SAW wafat tidak ada ketentuan khusus
untuk menetapkan siapa yang akan menggantikannya sebagai “kepala negara”.
Persoalan ini mengakibatkan perdebatan yang sangat tajam, perpecahan serta
peperangan politik yang tercatat dalam sejarah islam.
Terbunuhnya Utsman bin Affan telah
menjadi malapetaka besar atas umat islam, sebab sejak saat itu umat islam mulai
terpecah secara politis menjadi beberapa sekte. Perselisihan dan perpecahan
yang bermula pada masalah politik segera merambat ke bidang akidah.
b. Faktor Eksternal
1. Kepercayaan non Muslim
Problema
akidah merupakan konsekuensi logis dari meluasnya daerah dan kekuasaan islam.
Meluasnya daerah kekuasaan islam ini diikuti pula oleh banyaknya orang – orang
non muslim yang masuk
islam. Tidak semua orang yang masuk islam itu dengan keikhlasan hati, tetapi
diantaranya mungkin ada yang karena terpaksa ataupun karena motif – motif lain.
Hal ini terbukti misalnya, setelah Rosulullah SAW wafat dan Abu Bakar baru saja
di bai’at muncullah orang – orang yang murtad dari islam, ada yang mengaku
sebagai nabi.
2. Filsafat
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin maju mendorong dalam usaha penterjemahan buku –
buku filsafat ke dalam bahasa arab. Dalam usaha penterjemahan itulah
diantaranya ada yang memasukkan dan menyebarkan faham – faham filsafat mereka
ke dalam agama islam dengan corak islami. Orang – orang yahudi dan kristen
berusaha menyerang islam dengan senjata filsafat, bersamaan dengan itu kaum
muslimin terdorong untuk mempelajari dan mempergunakan filsafat di dalam usaha
mempertahankan islam, khususnya bidang akidah.
Filsafat sebagai salah satu faktor
yang turut melahirkan ilmu kalam, sekaligus juga turut membentuk, memberi corak
dan mewarnainya. Sebab di dalam ilmu kalam itu, Islam adalah sendinya, dengan
AlQur’an sebagai dalil Naqli yang pokok dari pada dalil aqli (filsafat). [4][3]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Arti dari
Ilmu Tauhid yaitu ilmu yang membahas tentang Meng-Esakan Tuhan. Tidak ada
sekutu bagiNya. Percaya bahwa Allah-lah Sang pemilik kehidupan di alam ini. Mempelajari
Tauhid hukumnya wajib bagi seorang Muslim karena Aqidah merupakan dasar pertama dan
utama dalam islam. Nama lain dati Ilmu tauhid
yaitu ilmu Kalam, Ilmu Aqidah, Ilmu Ushuluddin, dan Teology Islam. Macam –
macam dari ilmu tauhid diantaranya :
1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma’ Wa Sifat
Ilmu tauhid
mengalami perubahan dari masa ke masa yaitu, pada masa Nabi Muhammad SAW belum
terjadi konflik karena setiap ada masalah selalu langsung disandarkan kepada
beliau. Pada masa khulafaurrasyidin, awal terjadinya kekacauan pada masa
khalifah ke-3, yaitu pada masa pemerintahan Usman bin Affan.
B. SARAN
Semoga dengan disusunnya makalah
ini, dapat menambah pengetahuan kita tentang Ilmu Tauhid. Kita dapat mengetahui
bahwa ilmu tauhid pasti ada dalam setiap disiplin ilmu yang berkaitan dengan
kehidupan. Betapa tingginya sebuah ilmu memandang Ilmu Tauhid sebagai aspek
yang berperan penting dalam komponen ilmu pengetahuan dalam kehidupan. Kami
menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu,
kami mengharap saran yang konstruktif dari temen-temen sekalian serta para
pembaca terutama Dosen pengampu demi perbaikan makalah kami dimasa selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mufid, Fathul, Ilmu Tauhid /
Kalam, (Kudus : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2009).
Abduh, Syekh Muhammad, Risalah Tauhid, (Jakarta
: Bulan Bintang, 1974).
Rozak, Abdul,dkk, Ilmu Kalam, (Bandung : Pustaka Setia, 2001)

0 Response to "Definisi Dasar, dan Sejarah Lahirnya Ilmu Tauhid"
Post a Comment